Dispendik Undang Kiai Azaim

Dispendik Undang Kiai Azaim

Dispendik Undang Kiai Azaim

Oleh Root Administrator | Kategori Sekretariat | 25 September 2019 15:44:00

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
(Dispendikbud) Kabupaten Situbondo melaksanakan sosialisasi
pengelolaan manajemen kepemimpinan kepala sekolah
(kasek), 25 September 2019. Yang menjadi pemateri adalah
KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy.
Kepala Dispendikbud, Fathor Rakhman mengatakan,
pihaknya sengaja mendatangkan pengasuh Pondok Pesantren
Salafiyah Syafi'iyah (P2S2) Sukorejo tersebut agar
kepemimpinan kasek di lembaga swasta berjalan dengan baik.
"Kehadiran Kiai Azaim sebenarnya sebagai best practice atau
sosok yang sukses menjalankan manajemen kepemimpinan
kasek,” katanya.
Dia menerangkan, proses pergantian kepemimpinan di
lembaga-lembaga pendidikan formal di bawah naungan P2S2
Sukorejo memiliki kekhasan sendiri. Yaitu dengan pola yang
sudah diatur dengan sebaik-baiknya. Seperti tahapan
kaderisasi sebelum diangkat sebagai kasek. “Di samping ada
proses seleksi administrasi, juga dilakukan secara spiritual
dengan diistkharahkan oleh kiai,” jelasnya.
Masa jabatan kasek di P2S2 Sukorejo juga telah
ditentukan jangka waktunya. Sebelum diganti, sudah
dipersiapkan penerusnya jauh-jauh hari. Fathor menginginkan
pola seperti itu diikuti oleh lembaga pendidikan swasta lainnya.
“Jadi, kita ingin membangun mindset kepada lembaga swasta
yang memiliki pendidikan formal agar mengatur ritme
pergantian kasek,” imbuhnya.
Dalam pergantian jabatan di lembaga pendidikan swasta,
menjadi kewenangan penuh yayasan yang menuanginya.
Fathor menerangkan, pemerintah tidak bisa masuk terlalu jauh

dalam persoalan itu. “Dinas sebatas memfasilitasi dari sisi
regulasi sebagai rujukan,” jelasnya.
Kiai azaim menyampaikan materi yang bertemakan,
“seperti satu tubuh”. Dalam pemaparannya, dia menerangkan,
bahwa setiap orang memiliki tupoksi masing-masing. Pemimpin
dan bawahannya menjalankan tugas berbeda. Meski demikian,
harus tetap saling menguatkan.
Kiai Azaim mengatakan, tidak bisa jabatan kepala sekolah
diemban oleh orang yang memiliki kemampuan mengurusi
akomodasi, misalnya. Perumpamaan ini diambil dari organ
tubuh manusia. Tiap-tiap organ memiliki kapasitas dan
kemamuan sendiri-sendiri. Hikmah yang bisa dimbil, sesorang
harus dibebani sesuai kemampuan. “Otot tangan berbeda
dengan otot kaki,” jelasnya.
Peserta sosialisasi merupakan pimpinan yayasan dan para
kepala sekolah lembaga swasta. Sebanyak 57 lembaga yang
diundang. Setelah pemaparan materi, dilanjutkan dengan sesi
tanya jawab.


Leave a comment: