Guru Apresiasi Pelaksanaan Lomba Mamaca

Guru Apresiasi Pelaksanaan Lomba Mamaca

Guru Apresiasi Pelaksanaan Lomba Mamaca

Oleh Root Administrator | Kategori Bid. Kebudayaan | 21 Desember 2021 10:24:00

DISDIKBUD SITUBONDO – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Situbondo mendapat apresiasi dari sejumlah guru dengan pelaksanaan lomba Mamaca yang digelar pada 20 – 21 Desember 2021. Sebab, itu merupakan salah satu langkah nyata dalam pelestarian budaya lokal.

Feri Susanto, salah satu guru SMPN 1 Asembagus yang mengantarkan siswanya mengikuti lomba Mamaca menerangkan, dirinya mengapersiasi langkah Dinas Pendidikan Situbondo dalam upaya peningkatan pelestarian budaya lokal. Sehingga, ke depan lomba serupa harus dianggarkan kembali oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

“Saya kira lomba Mamaca ini sangat bagus dan perlu ditingkatkan lagi ke depan karena termasuk kegiatan untuk melestarikan budaya lokal. Pemerintah memang harus memiliki kepekaan yang lebih dalam rangka melestarikan kebudayaan lokal di tengah gempuran budaya asing yang kian kuat,” terang Feri di sela-sela pelaksanaan lomba.

Dia berpendapat, Mamaca merupakan lomba yang harus terus dilestarikan, di samping jenis-jenis tradisi lainnya di Kota Santri yang keberadaannya tak kalah teranca. “Kami selaku pembina di SMPN 1 Asembagus berharap ke depan agar lomba samacam ini setiap tahun tetap bisa dilaksanakan. Sehingga,  nanti ada regenerasi. Budaya lokal di Situbondo nantinya akan selalu hidup, tidak punah. Penghargaan terhadap budaya lokal juga semakin tinggi,” kata Feri.

Dia menceritakan pengalamannya saat mencari siswa di SMPN 1 Asembagus yang bisa mengikuti lomba Mamaca. “Ya memang sulit untuk bisa menemukannya. Awalnya kita memang harus memaksanakan kepada siswa agar bisa mamaca, baik sebagai pembaca maupun penerjemah,” terang pria yang juga menggemari dunia tulis menulis tersebut.

Namun, setelah melakukan kerja keras,  SMPN 1 Asembagus kemudian bisa mengirim peserta lima tim yang terdiri dari sepuluh  orang untuk mengikuti lomba mamaca Dinas Pendidikan .”Awalnya kita memang sulit memilih siswa.  Kita harus melakukan seleksi, dan juga harus mendatangkan pelaku sebagai pelatih awal, baru setelah itu mengembangkan lagi,” terangnya. (*)


Leave a comment: